Kamis, 08 September 2011

Cerpen #1

Hellooooo readers :D Diana is back yow! (udahlah yaaa gapenting) Mau share cerpen nih yang gue bikin pas kelas 10 buat melengkapi tugas B.Indonesia ehehe :D cekidot!
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

         "Ayaaaaaahh!! Ayo cepetan takut kesiangan!!" Kataku sambil berteriak pada Ayahku.
Pagi itu, aku sangat terburu-buru karena latihan karate dimulai pukul 9 tepat. Sedangkan saat itu, jam di handphone ku menunjukkan pukul 8.30. Dan perjalanan dari rumahku ke tempat latihan memakan waktu kurang lebih 35 menit.
          Pukul 9 tepat, dan aku masih di perjalanan. Dan sialnya, saat itu jalanan sedang macet. Uuuuh..!! Pake macet segala lagi! Gumamku dalam hati. "De, muter balik aja ya." usul Ayahku. "Ya udah sok aja." jawabku.
Lalu Ayahku pun memutar balik dan memutuskan untuk melewati jalan lain.
          Sesampainya ditempat latihan, aku melihat anggota lain sudah memulai pemanasan. Siaaal! Kesiangan!! Kataku dalam hati. Untungnya, pelatih yang sang memimpin pemanasan itu baik hati, jadi aku bisa menyimpan dulu barang-barangku ke tempat yang sedang disediakan.
          Tanpa pikir panjang, aku langsung memakai tegi -pakaian karate- dan bergabung dengan anggota lain untuk melakukan pemanasan.
          Saat pemanasan dimulai, aku melihat sosok seorang pria muda, yang gagah dengan sabuk berwarna hitam melingkar di pinggangnya. Jujur saja, aku langsung terpesona melihat wajahnya yang lucu. Sepertinya aku menyukai pria ini! Kataku dalam hati.
           Aku penasaran, siapa ya namanya? Tanyaku dalam hati. Secara tidak sengaja, aku melihat bagian belakang teginya. Dan ternyata disitu terdapat huruf-huruf yang merangkai sebuah kata, yaitu Radit.
          Oh, namanya Radit, toh! Gumamku dalam hati. Selama latihan dimulai, pandanganku hampir tak pernah lepas melihat wajahnya. Tak henti-hentinya aku memuji keindahan makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini. Ya Allah, ganteng sekali dia! Lucu bangeeeeettt!! Jeritku dalam hati.
         Akhirnya, latihan pun selesai. Dengan perasaan sedih dan terpaksa, aku pun harus berpisah dengan Radit. Apa minggu depan aku masih bisa liat Radit? tanyaku dalam hati.
         Kira-kira 2 bulan kemudian, aku sudah mulai dekat dengan Radit. Rasanya seprti tertimpa durian runtuh. Tetapi sialnya, dia sudah mengetahui bahwa aku menyukainya. Tetapi hal itu tidak terlalu aku pikirkan.  Yang penting deket! Kataku dalam hati.
         Aku mempunyai seorang teman perempuan. Panggil saja Indah. Dia juga satu club karate denganku. Dan ternyata secara tidak langsung, dia juga dekat dengan Radit.
         Salah satu temanku yang lain bercerita padaku bahwa Radit sedang "sangat dekat" dengan Indah. Katanya Radit menyukai Indah. Awalnya aku sama sekali tidak cemburu. Namun setelah diceritakan bahwa Radit sering menelepon Indah, bahkan menyuapi Indah, hatiku terasa sangat panas. Aku marah. Sangat marah. Kenapa harus Indah yang deket sama Radit?! Tanyaku dalam hati.
         Secara tidak langsung, selama sehari penuh aku memusuhi Indah. Namun setelah Indah menjelaskan semuanya, ternyata aku salah paham. Dan setelah aku pikir-pikir, tak ada gunanya juga memusuhi seorang teman hanya karena cemburu.
         Pada akhirnya, aku pun berbaikan dengan Indah. Menjalankan aktivitas seperti biasanya. Ngobrol, bercanda, dan bertukar pikiran dengan Indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar